Contoh Analisis Jurnal

ANALISIS JURNAL
Nama                   : Dimas Wahyu Meidi Vanto
NIm                      : 201210070311014
Kelas                    : VI-A
Jurusan                : Pendidikan Biologi
Fakultas               : Fakultas keguruan dan  Ilmu Pendidikan
Universitas          :Universitas Muhammadiyah Malang
Pengarang           : Darmawan Darwis
Judul                    :UJI PRAKLINIS PEMBALUT LUKA HIDROGEL BERBASIS  PVP STERIL IRADIASI MENGGUNAKAN TIKUS PUTIH: EVALUASI IRITASI DAN SENSITISASI
Identitias             : ISSN 1907-0322
                            
Hidrogel  merupakan  polimer  hidrofilik  yang  mampu menyerap  sejumlah  air  sehingga mengembang dan mempertahankan air tersebut dalam keadaan mengembang (Swollen state) (2,3). Sifat  tidak  larut  air  ini  disebabkan oleh  adanya  struktur  jaringan  rantai  molekul  polimer yang tersusun secara tiga dimensi yang dimiliki hidrogel tersebut. Hidrogel juga mempunyai beberapa keuntungan  antara  lain  bersifat  lembut,  mempunyai  kandungan  air  yang  tinggi,  tidak  dapat ditembus  mikroba,  memiliki  fleksibilitas  tinggi,  mudah  disterilkan  terutama  dengan  radiasi gamma,  dan  mudah  dilalui  oleh  oksigen.  Adanya  sifat-sifat  ini  menyebabkan  hidrogel  sangat tepat untuk digunakan sebagai pembalut luka


UJI  PRAKLINIS  PEMBALUT  LUKA  HIDROGEL  BERBASIS  PVP STERIL IRADIASI  MENGGUNAKAN  TIKUS  PUTIH:  EVALUASI  IRITASI  DAN  SENSITISASI. Telah  dilakukan  penelitian  untuk  menentukan  efek  toksik  yaitu  iritasi  kulit  primer  dan  sensitisasi pada  punggung  tikus  putih  (Rattus  norvegicus)    galur  wistar  terhadap  pemakaian  pembalut  luka hidrogel  berbasis  polimer  polivinil  pirolidon  (PVP)  hasil  iradiasi  gamma.  Pada  pe rcobaan  ini dilakukan pengujian terhadap dua formula hidrogel yaitu Formula I: hidrogel-madu (FI) dan formula iI: hidrogel-karaginan (FII). hidrogel formula I dibuat dari campuran polimer (PVP) dan madu serta bahan  tambahan  lainnya,  sedangkan  hidrogel  formula  II  (FII)  dibuat  dari  campuran  PVP  dan karaginan. Selanjutnya FI dan FII masing-masing diiradiasi dengan sinar gamma pada dosis 25 kGy. Pengujian  iritasi  kulit  primer  dilakukan  menggunakan  metode  Draize  yang  telah  dimodifikasi, sedangkan  pengujian  sensitisasi  dilakukan  dengan  metode  Buhler.  Hasil  pengamatan  iritasi menunjukkan bahwa hidrogel FI dan FII tidak menyebabkan eritema  (skor eritema = 0) dan edema (skor edema = 0). Demikian juga dari hasil sensitisasi, baik pada periode induksi, periode istirahat maupun  periode  akhir,  dan  kedua  jenis  hidrogel  tidak  memberikan  kemerahan  (skor  eritema  =  0), edema (skor edema = 0) maupun tidak terlihat adanya eschar.
Pengujian  iritasi  dan  sensitisasi  pembalut  luka  hidrogel  merupakan  bagian  dari  uji toksisitas  yang  dipersyaratkan  dalam  (ISO)  10993  untuk  mengetahui  adanya  senyawa  toksik yang terlepas dari produk (pembalut) yang dapat menyebabkan efek membahayakan bagi pasien.Iritasi  merupakan  respon  jaringan  lokal  yang  ditandai  dengan  tanda-tanda  umum  seperti inflamasi  sampai  kemerahan,  edema/swelling  dan  kadang-kadang  diikuti  oleh  rasa  panas  dan sakit.  Adanya  bahan  kimia  yang  terlepas  dari  suatu  produk  kesehatan  yang  berkontak  dengan tubuh  dapat  menyebabakan  iritasi  kulit.  Sedangkan  reaksi  sensitisasi  biasanya  terjadi  sebagai akibat dari kontak yang berulang dari suatu produk kesehatan terhadap sistem imun tubuh yang ditandai dengan adanya kemerahan dan penggelembungan (swelling) (9). Pembalut luka hidrogel digolongkan  sebagai  produk  yang  digunakan  pada  permukaan  (surface  device)  yang  berkontak menembus kulit dan digunakan secara berulang (7).
Hasil pengujian iritasi pembalut luka hidrogel diperlihatkan pada Tabel 1 dan Gambar 2. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pengamatan pada 24 jam, 48 jam dan 72 jam setelah pemaparan  pembalut  luka  pada  kulit  punggung  tikus  memberikan skor  eritema  dan  edema  nol (0).  Dari  hasil  ini  dapat  dikatakan  bahwa  pembalut  luka  hidrogel  Formula  I  dan  II  tidak melepaskan bahan-bahan kimia yang terdapat dalam hidrogel yang bersifat iritasi terhadap kulit atau dengan kata lain bahwa hidrogel PVP formula I dan II tidak bersifat toksik iritasi terhadap kulit  punggung  tikus  Wistar.  Hal  ini  dipertegas  dari  Gambar  2  dimana  tidak  terlihat  adanya kemerahan  maupun  gelembung/edema  pada  kulit  hewan  sebagaimana  juga  ditunjukkan  oleh hasil kontrol.




Share this

Related Posts

Previous
Next Post »