MAKALAH FOTOPERIODISME TUMBUHAN




BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
            Kejadian musiman sangat penting dalam siklus kehidupan sebagian besar tumbuhan. Perkecambahan biji, pembungaan, permulaan dan pengakhiran dormansi tunas merupakan contoh-contoh tahapan dalam perkembangan tumbuhan yang umumnya terjadi pada waktu spesifik dalam satu tahun. Stimulus lingkungan yang paling sering digunakan oleh tumbuhan untuk mendeteksi waktu dalam satu tahun adalah fotoperiode, yaitu suatu panjang relative malam dan siang. Respons fisologis terhadap fotoperiode, seperti pembungaan, disebut fotoperiodisme (photoperiodism) (Campbell, dkk., 2003).
            Gerak merupakan salah satu ciri makhluk hidup yang bertujuan untuk melaksanakan kegiatan hidupnya. Tumbuhan juga melakukan gerak, tetapi gerak yang dilakukan tumbuhan tidak seperti hewan dan manusia. Gerakan pada tumbuhan sangat terbatas, biasanya gerakannya tidak berpindah tempat (kecuali yang bersel  satu yang dapat bergerak berpindah tempat contohnya ganggang pada spesies tertentu). Gerakan yang dilakukan hanya dilakukan oleh bagian tertentu, misalnya bagian ujung tunas, ujung akar, atau bagian lembar daun tertentu kecuali tumbuhan bersel satu.
            Gerakan tumbuhan dapat diamati dengan adanya pertumbuhan tanaman yang menuju atau ke arah tertentu. Sebagai contoh jika kita menancapkan sebatang kayu atau ranting di dekat tanaman mentimun atau tanaman lain yang merambat, maka selang beberapa waktu ranting kayu tersebut telah dibelit oleh tanaman mentimun atau tanaman yang merambat lainnya. Demikian pula akar-akar yang menembus tanah menuju ke tempat yang lembap atau berair. Peristiwa tersebut merupakan contoh bahwa tumbuhan bergerak. Jadi, gerakan tumbuhan terjadi karena adanya proses pertumbuhan dan adanya kepekaan terhadap rangsang atau iritabilita yang dimiliki oleh tumbuhan tersebut.
            Rangsangan yang mempengaruhi terjadinya suatu gerak pada tumbuhan antara lain cahaya, air, sentuhan, suhu, gravitasi dan zat kimia. Rangsangan tersebut ada yang menentukan arah gerak tumbuhan dan ada pula yang tidak menentukan arah gerak tumbuhan.
1.2.Rumusan masalah
1.      Bagaimana fotoperiodisme yang terjadi pada tumbuhan?
2.      Bagaimana vernalisasi yang terjadi pada tumbuhan?
3.      Bagaimana gerak pada tumbuhan?
4.      Apa saja macam gerak pada tumbuhan

1.1  Tujuan
            Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1.      Untuk mengetahui fotoperiodisme pada tumbuhan.
2.      Untuk mengetahui vernalisasi pada tumbuhan.
3.      Untuk memahami tentang gerak pada tumbuhan.
4.      Untuk memahami tentang macam-macam gerak pada tumbuhan.










BAB 2
ISI
2.1  Fotoperiodisme Pada Tanaman.
a.    Pengertian fotoperiodisme.
Fotoperodisme adalah respon tumbuhan terhadap lamanya penyinaran ( panjang pendeknya hari) yang dapat merangsang pembungaan. Garner dan Alard (1920) menyebutkan Maryland Mammoth adalah tumbuhan hari Pendek (short day plant), karena tumbuhan ini nyatanya memerlukan suatu periode terang yang lebih pendek di banding dengan panjang siang hari yang kritis untuk pemrbungaan. Krisan, poinsettia, dan beberapa varietas kacang kedelai merupakan contoh tumbuhan hari pendek yang pada umumnya berbunga pada akhir musim panas, musim gugur, atau musim dingin. Kelompok lain yang bergantung pada fotoperiode hanya akan berbunga ketika periode terang lebih lama beberapa jam.
Berdasarkan panjang hari, tumbuhan dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu:
1.    Tumbuhan hari pendek, tumbuhan yang berbunga jika terkena penyinaran kurang dari 12 jam sehari. Tumbuhan hari pendek contohnya krisan, jagung, kedelai, anggrek, dan bunga matahari.
2.    Tumbuhan hari panjang, tumbuhan yang berbunga jika terkena penyinaran lebih dari 12 jam (14 – 16 jam) sehari. Tumbuhan hari panjang, contohnya kembang sepatu, bit gula, selada, dan tembakau.
3.    Tumbuhan hari sedang, tumbuhan yang berbunga jika terkena penyinaran kira-kira 12 jam sehari. Tumbuhan hari sedang contohnya kacang dan tebu.
4.    Tumbuhan hari netral, tumbuhan yang tidak responsif terhadap panjang hari untuk pembungaannya. Tumbuhan hari netral contohnya mentimun, padi, wortel liar, dan kapas.
b. Induksi fotoperiodisme.
            Induksi fotoperiodisme sangat penting dalam perbungaan atau lebih tepat disebut induksi panjang malam kritisnya. Respon tumbuhan terhadap induksi fotoperioda sangat bervariasi, ada tumbuhan untuk perbungaannya cukup memperoleh induksi dari fotoperioda satu kali saja, tetapi tumbuhan lain memerlukan induksi lebih dari satu kali. Xanthium strumarium untuk perbungaannya memerlukan 8 x induksi fotoperioda yang harus berjalan terus menerus. Apabila tanaman ini sebelum memperoleh induksi lengkap, mendapat gangguan atau terputus induksi fotoperiodanya, maka tanaman itu tidak akan berbunga. Kekurangan induksi fotoperioda tidak dapat ditambahkan demikian saja, karena efek fotoperioda yang telah diterima sebelumnya akan menjadi hilang. Untuk memperoleh induksi lengkap, tanaman tersebut harus mengulangnya dari awal kembali.
Di dalam menerima rangsangan fotoperioda ini, organ daun diketahui sebagai organ penerima rangsangan. Ada 4 tahap yang terjadi dalam resepon perbungaan terhadap rangsangan fotoperioda, pertama menerima rangsangan, kedua transformasidari organ penerima rangsangan menjadi beberapa polametabolisme baru yang berkaitan dengan penyediaan bahan untuk perbungaan, ketiga pengangkuatan hasil metabolisme dan keempat terjadinya respon pada titik tumbuh untuk menghasilkan perbungaan.

2.2  Vernalisasi pada tumbuhan.
      Vernalisasi merupakan induksi pendinginan yang diperlukan oleh tumbuhan sebelum mulai perbungaan. Vernalisasi sebenarnya tidak khusus untuk perbungaan, tetapi diperlukan pula oleh biji-biji tumbuhan tertentu sebelum perkecambahan. Respon terhadap suhu dingin ini bersifat kualitatif (mutlak), yaitu pembungaan akan terjadi atau pembungaan tidak akan terjadi. Lamanya periode dingin haruslah beberapa hari sampai beberapa minggu, tergantung sepesiesnya. Spesies semusim pada musim dingin, dua tahunan, dan banyak spesies tahunan dari daerah beriklim sedang yang membutuhkan vernalisasi semacam itu agar berbunga. Biji, umbi, dan kuncup banyak spesies tanaman di daerah beriklim sedang membutuhkan stratifikasi (beberapa minggu diletakkan dalam penyimpanan yang dingin dan lembab) untuk mematahkan dormansi. Jadi vernalisasi secara harfiah berarti membuat  suatu keadaan tumbuhan seperti musim semi, yaitu menggalakkan pembungaan sebagai respon terhadap hari-hari yang panjang selama musim semi (Gardner,dkk, 1991).
      Menurut maryland tumbuhan dibagi menjadi 3 kelompok:
1.      Tumbuhan pendek siang- berbunga apabila fotokalanya lebih pendek daripada panjang genting. (Contoh yang baik ialah pohon cocklebur, pohon merah (poinsetia, kekwa).
2.      Tumbuhan panjang siang- berbunga apabila fotokalanya lebih panjang daripada suatu panjang genting. (Contoh yang baik ialah gandum, barli, bunga cengkih, bayam).
3.      Tumbuhan neutral siang- pembungaan tidak bergantung kepada suatu fotokala. (Contoh yang baik ialah tomat dan timun).
      
Organ tumbuhan yang dapat menerima rangsangan vernalisasi sangat bervariasi yaitu biji, akar, embrio, pucuk batang. Apabila daun tumbuhan yang memerlukan vernalisasi mendapat perlakuan dingin, sedangkan bagian pucuk batangnya dihangatkan, maka tumbuhan tidak akan berbunga (tidak terjadi vernalisasi).
Bukti-bukti bahwa rangsanagan dingin dihasilkan di dalam meristem atau kuncup dan bukan didalam daun diperoleh dari empat fenomena:
·         Biji yang telah mengalami imbibisi mudah divernalisasi
·         Pengenaan suhu dingin hanya pada daun, akar, atau batang tidak efektif.
·         Biji yang sedang berkembang pada tanaman induk dapat dan seringkali sudah tervernalisasi apabila tepat pada waktu suhu dingin berlangsung sebelum biji menjadi kering.
·         Tanaman yang ditanam dari kuncup liar suatu daun yang sudah tervernalisasi telah tergalakkan untuk berbunga (Gardner,dkk, 1991).
       Vernalisasi merupakan suatu proses yang kompleks yang terdiri dari beberapa proses. Pada Secale cereale, vernalisasi pada tanaman ini terjadi di dalam biji dan semua jaringan yang dihasilkannya berasal dari meristem yang tervernalisasi. Pada Chrysantheum, vernalisasi hanya dapat terjadi pada meristemnya.
       Zat yang bertanggung jawab dalam meneruskan rangsangan vernalisasi disebut vernalin, yaitu suatu hormon hipotesis karena sampai saat ini belum pernah diisolasi. Di dalam hal perbungaan GA dapat mengganti fungsi vernalin, meskipun GA tidak sama dengan vernalin. Pada H. Niger, pemberian GA dapat menggantikan vernalisasi:

·         Tumbuhan roset          GA      vegetatif                      berbunga
·         Tumbuhan roset                      vernalisasi                     berbunga

2.3  Gerak pada tumbuhan.
      Beberapa gerak yang dilakukan oleh tumbuhan, dihasilkan sebagai respon tumbuhan terhadap sejumlah rangsangan dari luar atau dari lingkungannnya. Berdasarkan atas penyebab timbulnya gerak, dapat dibedakan antara gerak tumbuh dan gerak turgor. Gerak tumbuh adalah gerak yang ditimbulkan oleh adanya pertumbuhan, sehingga menimbulkan perubahan plastis atau “irreversible”. Gerak turgor adalah gerak yang timbul karena terjadi perubahan turgor pada sel-sel tertentu, dan sifatnya elastis atau “reversible”.
       
        Berdasarkan arah rangsangannya, gerak pada tumbuhan dibedakan menjadi dua, yaitu : gerak etionom dan gerak endonom (autonom).

2.4  Macam-macam gerak pada tumbuhan.
      Gerakan yang dilakukan oleh tumbuhan hanya dilakukan pada bagian tertentu. Adapun sebagai tanggapan terhadap suatu ransangan,tumbuhan melakukan gerakan yang mungkin menuju kea rah ransang atau menjauhi, atau melakukan gerak tanpa menunjukkan arah tertentu.
      Berikut akan dijelaskan macam-macam gerakan pada tumbuhan. Berdasarkan atas penyebab timbulnya gerak, dapat dibedakan antara gerak tumbuh dan gerak turgor.
1.      Gerak tumbuh adalah gerak yang ditimbulkan oleh adanya pertumbuhan, sehingga menyebabkan terjadinya gerak plastis atau irreversible.
2.      Gerak turgor adalah gerak yang timbul karena terjadi perubahan turgor  pada sel tertentu, dan sifat geraknya elastis atau reversible.
     Selanjutnya berdasarkan macam ransangnya, gerak tumbuhan dapat dikelompokkan menjadi gerak endonom, gerak esionom, dan gerak higroskopis.
1.      Gerak autonom ( gerak endonom) Gerak ini belum diketahui penyebabnya secara pasti. Diperkirakan gerak ini disebabkan oleh ransang yang berasal dari dalam tubuh tumbuhan sendiri. Gerak autonom disebut juga gerak endonom atau gerak spontan. Contoh gerak autonom antara lain sebagai berikut :
a.    Gerak mengalirnya sitoplasma dalam sel
b.    Gerak melengkungnya kuncup daun karena perbedaan kecepatan tumbuh.
c.  Gerak yang diperlihatkan tumbuhan ketika tumbuh, seperti tumbuhnya akar, batang daun dan bunga.
Pada tumbuhan yang sedang mengalami masa pertumbuhan terjadi penambahan massa dan jumlah sel. Pertumbuhan ini menimbulkan gerak autonom.
2.      Gerak Esionom Gerak esionom adalah gerak yang dipengaruhi oleh rangsang yang berasal dari luar tubuh tumbuhan. Berdasarkan arah geraknya, gerak esionom dibedakan atas gerak nasti, gerak tropisme, dan gerak taksis. Salah satu contoh gerak esionom adalah gerak akibat tekanan turgor. Tekanan turgor adalah tekanan air pada dinding sel. Tekanan turgor disebabkan oleh masuknya air ke dalam sel sehingga menimbulkan tekanan pada dinding sel.
a.            Gerak tropisme
Gerak tropisme merupakan gerak tumbuh, sebagai respon tumbuhan terhadap ransangan dari luar. Arah geraknya ditentukan oleh arah ransangannya, dapat positif atau negatif.
Berdasarkan macam ransangan, gerak tropisme dapat dibedakan atas empat macam, yaitu:
1)      Geotropisme (ransang berupa gaya tarik bumi) Tumbuhan dapat tumbuh ke atas ( geotropisme negative, beelawanan arah dengan arah gaya gravitasi) atau ke bawah (geotropisme Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhJV5mtE7NZEUt0vvgFV4R1DTcJvHnVt_1Sjo1PXFFA_-SP2Aac2j0QYhPJ5u6aAzalKTQZ1leFsufOstl2QHIWTli8-7BAdlOdbmBI0FnJTmwKXkqrNb7Cn4dSZoROyLkIgyHLvTT3RkMR/s200/geotropisme.jpgpositif), horizontal (tegak lurus terhadap gaya gravitasi, disebut deageotropisme) atau membentuk suatu pola tertentu terhadap arah vertikal yang disebut plageotropisme. Bagian tumbuhan yang dapat menerima ransangan gravitasi adalah tudung akar dan pucuk batang. Tudung akar merupakan bagian dari akar yang menghasilkan zat penghambat asam absisat (ABA). Apabila sebagian dari tudung akar dibuang , maka akar akan membengkok ke arah bagian yang mengandung tudung akar. Gravitasi mempengaruhi ABA pada tudung akar. Pucuk batang melakukan geotropisme negatif.meletakkan tanaman pada klinostat dan kemudian pada tanaman dibuat horizontal, maka perputaran klinostat akan menghilangkan efek gravitasi.

2)      Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhlTWKQSCTi5FLc1oJQ2Fe_GJR2PhQOKiCUQk_8Kz4GRHRsfj7FwmByGTNOn5XAeeFxULzU23WhP_6CvAQdeOUni_iek_x5SwCvzC2uDrY4FLO7WenMefpWqxJJy8nJ5mjgGc4JkgvPNMNV/s200/fototropisme1.jpgFototropisme (ransang berupa cahaya matahari) Adalah gerak tidak bebas bagian tubuh tumbuhan mendekati atau menjauhi sumber rangsang berupa cahaya. Pada gerak ini tidak lepas adanya kerja dari hormon auksin. Hormon ini bekerja sangat aktif pada saat sinar matahari cukup kuat, apalagi hormon ini memiliki jumlah yang banyak pada saat batang tumbuhan mulai tumbuhan. Bila arah gerakannya mendekati sumber rangsang cahaya disebut fototropisme positif. Contohnya gerak batang yang selalu menuju sumber cahaya. Bila arah gerakannya menjauhi sumber rangsang cahaya disebut fototropisme negatif. Contohnya gerak tumbuh ujung akar.
3)      Hidrotropisme
Hidrotropisme adalah gerak bagian tubuh tumbuhan karena pengaruh air. Peristiwa hidrotropisme, misalnya pada gerak akar tumbuhan menuju sumber air. contoh: gerak ujung akar kecambah menuju tempat yang berair.
4)      Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiKEczS3Tt1JEEpPXI4x9qACYbKP3NaW8aDnGZR1tNgbVkO9z3MRpI08ld5OmrGNWlac-TB93BP9Tdgte0fk3S7lJcltR7YCIym9Iy9rAX1FZSa13fM_ugfLpUpACtqo9xRvSm_oXFOz-OW/s200/gambar+base.jpegTigmotropisme Adalah gerak tidak bebas pada tumbuhan atau gerak membeloknya arah pertumbuhan bagian tubuh tumbuhan karena adanya rangsangan yang berupa sentuhan.Berbeda dengan seismonasti sentuhan yang dimaksud adalah dari tumbuhan itu sendiri yang melakukan sentuhan terhadap benda sekitar. Contohnya pada tumbuhan bersulur (mentimun, pare, markisa, dll). Mekanisme mengenai gerak ini adalah apabila ujung sulur menyentuh benda di sekelilingnya maka akan membelit dan apabila benda yang disekitarnya sudah habis dibelitnya maka sulur akan tumbuh lurus.

b.           Gerak nasti Gerak nasti adalah gerak tumbuhan yang arahnya tidak dipengaruhi oleh ransangan, tetapi ditentukan oleh tumbuhan itu sendiri. Mereka dapat merupakan gerak tumbuh yang sifatnya permanen atau gerak variasi yang sifatnya tidak permanent (reversible). Gerak variasi biasanya melibatkan perpindahan air.salah satu bentuk gerak variasi yang pentingdan khas adalah gerak membuka dan menutupnya stomata. Gerak daun, anak daun atau daun kecil, sering dilakukan oleh organ khusus yang disebut pulvinus merupakan masa sel parenkimatis yang membengkak berada pada bagian dasar tangkai daun ( petiolus), tangkai  anak daun ( petiololus) dan bagian dasar cabang. Air dapat masuk atau keluar dengan cepat melalui sel-sel motor, yang terletak pada tempat yang berlawanan ( opposite side) dari pulvinus dan menyebabkan cabang bergerak ke atas dan ke bawah. Keluar masuknya air pada pulvinus disebabkan terjadinya perubahan potensial yang diduga sama posesnya seperti pad sel penutup stomata. Berdasarkan jenis rangsang yang memengaruhi, gerak nasti dibedakan menjadi termonasti, seismonasti, niktinasi, dan nasti kompleks.
1)      Termonasti
Termonasti merupakan gerak bagian tubuh tumbuhan karena pengaruh rangsang berupa suhu. Contoh termonasti yang terjadi di daerah dingin, misalnya bunga tulip dan bunga crokus yang membuka karena pengaruh suhu. Bunga-bunga tersebut mengembang jika mengalami kenaikan suhu. Jika suhu menurun maka bunga-bunga tersebut akan menutup lagi.
2)      Fotonasti
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhrijruYm_GF7I4HUbYQl8bOErOEkyNkK3ZWBUycjtgLZ1gzDpRTR-DVNZQAZTSTGdGUJPjLju_882qdCgfcIjvcMZjyH4obX3ugTObHO7muPj6-nwyazyldrLdJxLgUtBsqIrudHFE-ywH/s200/fotonasti.jpgFotonasti adalah gerak yang melibatkan sebagian atau seluruh bagian tumbuhan karena pengaruh rangsang berupa cahaya. Contoh fotonasti adalah menguncupnya bunga pukul empat (Mirabilis jalapa) pada waktu matahari terbenam.
3)      Seismonasti
Seismonasti adalah gerak bagian tubuh tumbuhan karena pengaruh rangsang sentuhan atau getaran. Contoh seismonasti adalah gerak menutupnya daun putri malu ketika disentuh. Untuk memahami pengertian gerak seismonasti pada tumbuhan dapat kamu lakukan dengan mengamati tanaman putri malu (Mimosa pudica). Daun tanaman putri malu disentuh maka daun tersebut akan menutup seperti layu. Sentuhan merupakan salah satu rangsang dari luar terhadap gerakan daun tanaman putri malu. Arah menutupnya daun akibat sentuhan adalah tetap walaupun rangsang sentuhannya berbeda.
4)      Niktinasti
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjNZ2lFlbECVG6NURatC5bo6BONu-3sM6hhxr1RNVKsfwzRc3zRlqdzsancQ4qBqa_eR4yDZ-iGp0ABR-nVUClLu3Oa_qBOW_QObso5FKXItwSxWUcmyHfrUoZnB94XoI4yMp5LrYqb2UaT/s200/niktinasti2.jpgGerak niktinasti (nyktos = malam) adalah gerak bagian tubuh tumbuhan karena pengaruh rangsang dari lingkungan di malam hari. Contoh gerak niktinasti adalah gerak menutupnya daun tumbuhan yang tergolong tumbuhan polong (Leguminoceae) pada menjelang malam hari. Gerak ini disebabkan oleh perubahan tekanan turgor sel-sel pada jaringan di dalam persendian daun.
5)      Nasti kompleks
Gerak nasti kompleks adalah gerakan sebagian tubuh tumbuhan yang disebabkan oleh lebih dari satu macam rangsang. Contoh gerak nasti kompleks adalah gerak membuka dan menutupnya stomata karena pengaruh cahaya matahari, zat kimia, dan air. Pernahkah kamu mengamati mekarnya bunga pukul empat (Mirabilis jalapa) dan pohon waru (Hibiscus tiliaceus) dipengaruhi oleh cahaya dan suhu. Membukanya stomata
c.            Gerak taksis Gerak pindah tempat yang dilakukan oleh organisme atau bagian dari tubuh tumbuhan menuju atau menjauhi datangnya rangsang. Gerak taksis hanya dapat dijumpai pada tumbuhan tingkat rendah atau bagian dari tumbuhan tingkat tinggi. Pada tumbuhan tingkat tinggi untuk keseluruhan tubuh tumbuhan tidak pernah dijumpai. Berdasarkan jenis rangsangannya, gerak taksis dibedakan menjadi 3 macam yaitu :
1)      Fototaksis Yaitu gerak bebas tumbuhan yang disebabkan oleh rangsangan cahaya. Contoh dari gerak ini adalah sel tumbuhan / kloroplas yang mengandung klorofil bergerak menuju sisi sel yang terkena cahaya. Dalam gerak ini dikenal adanya:
a)      fototaksis positif : gerak Euglena viridis mendekati arah sumber cahaya.
b)      Fototaksis negatif : gerak ganggang hijau menjauhi sinar matahari karena intensitas cahaya melebihi batas toleransi. Disini terjadi perubahan gerak yang sebelumnya positif menjadi negatif.
2)      Kemotaksis Adalah gerak berpindahnya organ tumbuhan karena adanya rangsang kimia. Contoh dari gerak kemotaksis antara lain, yaitu:
a)      Gerakan spermatozoid yang dilepaskan oleh anteridium tumbuhan lumut bergerak menuju sel telur arkegonium. Gerakan spermatozoid menuju sel telur ini disebabkan oleh rangsang kimia yang berupa glukosa dan protein yang disekresikan arkegonium, kemudian spermatozoid berenang melewati air atau permukaan yang basah menuju sel telur.
b)      Bakteri oksigen yang bergerak ke tempat-tempat yang banyak mengandung oksigen.
3)      Galvanotaksis Ialah gerak berpindahnya seluruh atau sebagian organ tumbuhan karena adanya rangsang berupa listrik. Contohnya gerak bakteri dan paramaecium ke arah kutub positif dan kutub negatif.
3.      Gerak Higroskopis Gerak higroskopis adalah gerak bagian tubuh tumbuhan karena pengaruh perubahan kadar air di dalam sel sehingga terjadi pengerutan yang tidak merata. Gerak higroskopis ini merupakan gerak bagian-bagain tanaman yang tidak hidup lagi. Contoh gerak higroskopis antara lain:
a.       Merekahnya kulit buah-buahan yang sudah kering pada tumbuhan polong-polongan.
b.      membukanya dinding sporangium (kotak spora) paku-pakuan.
c.       membentang dan menggulungnya gigi-gigi pristoma pada sporangium lumut. Pecahnya kulit buah polong-polongan (lamtoro, kembang merak, kacang buncis, kacang kedelai).
Hal ini disebabkan berkurangnya air pada kulit buah. Kulit buah menjadi kering, retak dan akhirnya pecah sehingga bijinya terpental ke luar. Pecahnya kulit buah dan terpentalnya biji sebenarnya merupakan cara tumbuhan tersebut memencarkan alat perkembangbiakannya. Gerak higroskopis juga terjadi pada membukanya kotak spora (sporangium) tumbuhan paku (Pteridophyta) dan lumut (Bryophyta).














BAB 3
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
·      Fotoperodisme adalah respon tumbuhan terhadap lamanya penyinaran ( panjang pendeknya hari) yang dapat merangsang pembungaan.
·      Berdasarkan panjang hari, tumbuhan dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu: tumbuhan hari pendek, tumbuhan hari panjang, tumbuhan tumbuhan hari sedang, tumbuhan hari netral
·      Vernalisasi merupakan induksi pendinginan yang diperlukan oleh tumbuhan sebelum mulai perbungaan. Vernalisasi sebenarnya tidak khusus untuk perbungaan, tetapi diperlukan pula oleh biji-biji tumbuhan tertentu sebelum perkecambahan.
·      Gerak tumbuh adalah gerak yang ditimbulkan oleh adanya pertumbuhan, sehingga menimbulkan perubahan plastis atau “irreversible”. Gerak dibagi menjadi 2 yaitu gerak etionaom dan gerak endonom
3.2  Saran
Makalah ini masih banyak kekurangan terutaman pada kedalaman materi. Untuk pembuatan makalah selanjutnya bisa diperdalam lagi materinya.













DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N. A, dkk. 2003.Biologi. Jakarta: Erlangga.
Dwijoseputro, D. 1988. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia. Jakarta.
Gardner,dkk, 1991 dalam bayati, I. 2011. Fotoperiodisme dan vernalisasi. http://intan-bayati.blogspot.com/ di akses tanggal 30 juni 2015
Hadi, S. 2013. Fisiologi Tumbuhan. Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan  Universitas Muhammadiyah Malang.


Share this

Related Posts

Previous
Next Post »