Flu Burung

MAKALAH
PENANGANAN dan PENCEGAHAN PENYAKIT FLU BURUNG
Yang dibina oleh:
Dr. Lud Waluyo, M.Kes
 






Yang disusun oleh:
Dimas Wahyu Meidi V               201210070311014
Nurwahidah                                201210070311018
Rafika MR                                   201210070311019

 

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
TAHUN 2015
KATA PENGANTAR

            Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, nikmat serta hidayah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan makalah ini dengan segenap keterbatasan kemampuan yang penulis miliki. Shalawat serta salam marilah senantiasa kita haturkan kepada Rasulullah SAW sebagai suri tauladan dan pembimbing ke era pencerahan intelektual dan spiritual. Makalah Penanganan dan Pencegahan Penyakit Flu Burung ini adalah bentuk rangkaian tugas mata kuliah Kesehatan Masyarakat di Jurusan Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Malang.
Sebagai manusia biasa yang sering melakukan kesalahan dan memiliki berbagai kekurangan, penulis sadar bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis akan senantiasa terbuka untuk menerima segenap saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan pada pembuatan makalah berikutnya.
            Penulis mengucapkan terimakasih kepada segenap pihak yang telah membantu atas tersusunnya laporan ini. Baik dari pihak dosen selaku pemberi tugas, keluarga besar biologi 6A serta pihak-pihak lain yang tak bisa disebutkan satu persatu. Akhir kata, dengan segala keterbatasannya penulis berharap laporan ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan bagi para pembaca.
                                                                                    Malang, April 2015
                                                                                                 
                                                                                                            Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Judul.........................................................................................        i
Kata Pengantar........................................................................................        ii
Daftar Isi.................................................................................................        iii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................        1
1.1 Latar Belakang......................................................................        1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................        3
1.3 Tujuan....................................................................................        3
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................        4
2.1 Penyakit Flu burung..............................................................        4
2.2 Ciri-ciri Unggas yang Terkena Flu Burung...........................        5
2.3 Cara mengenali flu burung pada manusia.............................        7
2.4 Tindakan yang dilakukan pada manusia yang merasakan
...... gejala flu burung...................................................................        9
2.5. Efektivitas Penanganan dan Pencegahan Flu Burung..........        10
BAB III PENUTUP...............................................................................        14
3.1 Kesimpulan............................................................................        14
3.2 Saran......................................................................................        14
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................        15






BAB I
PENDAHULUAN

1.1     LATAR BELAKANG
Kesehatan adalah hal yang paling berharga bagi semua orang. Mulai dari olahraga teratur, pola makan yang disiplin, dan istirahat yang cukup dilakukan demi mendapatkan tubuh yang tetap fit. Namun terkadang antioksidan dalam tubuh juga melemah karena kecapaian atau nutrisi yang kurang dalam tubuh. Hal ini menyebabkan penyakit mudah masuk dan menyerang dalam tubuh. Influenza adalah salah satu penyakit menular paling serius dari sudut pandang kesehatan masyarakat karena menyebar cepat di seluruh dunia, morbiditas yang signifikan di seluruh penduduk dan komplikasi yang terkait. Perubahan cuaca, kehujanan, dan kurang istirahat menjadi penyebab utama seseorang terjangkit penyakit ini. Penyakit ini mudah menyerang namun mudah sembuh juga tanpa perlu pengobatan secara intensif dan tidak membahayakan nyawa penderitanya. Namun sekarang muncul jenis flu yang baru yaitu flu burung atau Avian Influenza.
Flu burung merupakan jenis penyakit baru yang mulai merebak di Indonesia dan di seluruh dunia. Penyakit flu burung mulai mewabah pada tahun 2003. Di Asia, virus ini telah menular di Vietnam, Thailand, Kamboja, Cina, Indonesia, Jepang, Laos, dan Korea Selatan. Di Indonesia jenis penyakit ini pertama kali ditemukan tepatnya di Pekalongan, Jawa Tengah pada bulan Agustus 2003. Berbeda dengan influenza, penyakit ini sangat berbahaya bahkan mematikan. virus influenza tipe A (H5NI) yang di tularkan oleh ungas  yang dapat  menyerang manusia.Nama lain dari penyakit ini antara lain avian influenza ( Depkes RI 2009) sumber virus di duga berasal dari migrasi burung dan transportasi unggas. Kemudian dapat menular ke manusia dan menyebabkan kematian (Zoonosis) (komnas FBPI, 2008). Wabah flu burung sangat merugikan masyarakat selain dari segi kesehatan terutama dalam bidang ekonomi. Hal ini disebabkan karena wabah flu burung membuat orang menjadi takut mengonsumsi daging ayam serta takut berpegian di daerah yang dinyatakan positif endemik flu burung, sehingga secara tidak langsung melumpuhkan sektor perternakan yang ada di Indonesia.
Sampai akhirnya, pada akhir februari 2005 ribuan unggas ayam dan burung di 5 kabupaten dan kota di Jawa Barat mati karena flu burung. Untuk perta kalinya kasus flu burung pada manusia di Indonesia ditemukan pada bulan juli 2005. Kemudian, pemerintah menetapkan flu burung sebagai kejadian luar biasa  (KLB) nasional mengingat banyak korban, baik unggas maupun manusia yang terjangkit virus flu burung. Sampai dengan September 2008 penyebaran flu burung pada manusia di Indonesia yang telah dikonfirmasi oleh Komnas flu burung Indonesia telah menyebar di 12 provinsi yakni Jawa Barat, DKI Jakarta, Banten, Sumatera Utara, Jawa timur, Jawa Tengah, Sumatera Barat, Lampung, Sulawesi, Sumatera Utara, Jawa timur dengan jumlah kasus mencapai 137 dan 112 diantaranya meninggal dunia jumlah kasus terbanyak Jawa Barat dengan kasus 33 jiwa dan kasus meninggal 27 jiwa. Sedangkan untuk daerah Tenggerang Banten menduduki perinkat terbanyak dengan jumlah kasus 25 jiwa dan meninggal 25 jiwa.Tenggerang merupakn salah satu daerah dengan kasus penularang avian influenza cukup tinggi hingga saat ini Dinas kesehatan Kabupaten Tanggerang Banten telah menetapkan 10 kecamatanya sebagai daerah epidemis atau wilayah penyebab dan penularan virus flu burung atau wabah flu burung sangat merugikan mayarakat selain dari segi kesehatan dan bidang ekonomi.

1.2 Rumusan Masalah
1.      Apakah pengertian dari penyakit flu burung?
2.      Bagaimana cara penularan penyakit flu burung?
3.      Bagaimana penyebab flu burung?
4.      Bagaimana pencegahan penyakit flu burung?
5.      Bagaimna tanda-tanda terkena penyakit flu burung?


1.3 Tujuan
1.      Mengetahui apa itu penyakit flu burung
2.      Mengetahui cara penularan flu burung
3.      Mengetahui penyebab flu burung
4.      Mengetahui cara pencegahan flu burung
5.      Mengetahui tanda dangejalan flu burung






BAB II
PEMBAHASAN

2.1     Pengertian Penyakit Flu burung
Penyakit flu burung atau flu unggas (Bird flu, Avian influenza) adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza tipe A dan ditularkan oleh unggas. Penyakit flu burung yang disebabkan oleh virus Avian influenza jenis H5N1 pada unggas dikonfirmasi telah terjadi di Republik Korea, Vietnam, Jepang, Thailand, Taiwan, Kamboja, Laos, China dan termasuk Indonesia. Sumber virus diduga berasal dari migrasi burung dan transportasi unggas yang terinfeksi. Pada Januari  2004, dibeberapa propinsi di Indonesia terutama Bali, Jabodetabek, Jawa Timur, Jawa Tengan, Kalimantan Barat, dan Jawa Barat dilaporkan adanya kasus kematian ayam ternak yang luar biasa. Awalnya kematian tersebut disebabkan leh karena virus New castle, namun konfirmasi terakhir oleh Departemen Pertanian disebabkan oleh virus flu burung (Avian influenza (AI)). Jumlah uggas yang mati akibat wabah penyakit flu burung di 10 propinsi di Indonesia sangat besar yaitu 3.842.275 ekor (4.77%) dan yang paling tinggi jumlah kematiannya adalah propinsi Jawa Barat (1.541.427 ekor) (Pambudi, 2008).
Kehebohan itu bertambah ketika wabah tersebut menyebabkan sejumlah manusia juga meninggal. Pada tanggal 19 Januari 2004, pejabat WHO mengkonfirmasikan 5 warga Vietnam tewas akibat flu burung. Sementara itu di negara Thailand sudah 6 orang tewas akibat terserang flu burung, seorang remaja berusia 6 tahun dipastikan menjadi orang Thailand pertama yang dikonfirmasi tewas akibat wabah tersebut. Seorang Epidemiologis dari Pusat Pengawasan Penyakit, Dr. Danuta Skowronski, mengatakan bahwa 80% kasus flu burung menyerang anak-anak dan remaja. Tingkat kematian akibat flu burung sangat tinggi. Berdasarkan hasil penelitian atas 10 orang yang terinfeksi virus flu burung di Vietnam, WHO menemukan bahwa dari 10 orang yang terinfeksi 8 orang yang meninggal, seorang sembuh dan seorang lagi dalam kondisi kritis (Anonymous, 2010).

2.2     Cara Penularan Flu Burung
Penularan flu burung yang dibawa oleh unggas liar kepada unggas ternak menjadi momok tersendiri oleh para peternak. Belum juga hilang bayangan ketakutan akan tertularnya diri sendiri dan keluarga oleh keganasan virus flu burung, peternak juga dibayangi kerugian akan matinya unggas-unggas peliharaan mereka. Sebelum flu burung menggemparkan dunia sejak ditemukan pada tahun 1997 di Hongkong, telah banyak penyakit muncul pada unggas yang di Indonesia sempat dikenal dengan penyakit New Castle dan Tetelo. Namun karena tidak menular kepada manusia, kedua penyakit tersebut tidak menjadi pandemik yang ditakutkan (Hasmi, 2007).
Penyakit flu burung ditularkan baik ke sesama unggas ataupun spesies lainnya dan manusia melalui kotoran burung. Satu tetesan sekresi dari burung yang terinfeksi mengandung virus yang dapat membunuh 1 juta burung. Virus ini kemudian menempel pada berbagai media seperti sarana transprotasi ternak, peralatan kandang yang tercemar, pakan, dan minuman unggas yang tercemar, serta pekerja di peternakan dan burung-burung liar (Hasmi, 2007).

 










Keterangan: Gb. 1A, banyaknya ayam yang mati. Gb. 1B, cangkang telur tidak keras atau lembek. Gb. 1C kulit yang terbuka terlihat pucat dan ada memar. Gb. 1D, mata mebengkak dan jengger terluka serta berwarna kebiruan. Gb. 1E, memar kecil di belakang kaki (Sumber: www.kompas.com)

Untuk mengenali unggas yang terinfeksi flu burung, anda dapat mengenali dari gejala klinis yang ditemukan pada unggas tersebut yaitu:
1.      Jengger dan pial yang bengkak dan berwarna kebiruan
2.      Pendarahan yang rata pada kaki unggas berupa bintik-bintik merah (ptekhi) biasa disebut dengan kaki kerokan
3.      Adanya cairan di mata dan hidung serta timbul gangguan pernafasan
4.      Keluarnya cairan jernih hingga kental dari rongga mulut
5.      Timbulnya diare berlebih
6.      Cangkang telur lembek
7.      Tingkat Kematian yang tinggi mendekati 100% dalam 2 hari hingga 1 minggu
Kepala Seksi Pengendalian dan Pengawasan Suku Dinas Perternakan, Perikanan, dan Kelautan Jakarta Utara, Mochamad Mikron, mengatakan bahwa ada sembilan indikator utama yang bisa menunjukkan apakah seekor unggas mengidap flu burung atau tidak. "Indikator pertama adalah adanya pembengkakan di kepala dan gelambir," Selanjutnya, ciri-ciri seekor unggas terkena flu burung adalah:
1.      Kepala dan gelambir yang kebiru biruan.
2.      Unggas yang sudah terkena virus flu burung tak mau makan dan depresi
3.      Unggas mengalami diare. Selain diare, unggas juga mendengkur atau kesulitan bernapas secara teratur, tersengal-sengal
4.      Keluar air liur dari mulut unggas. Unggas juga umumnya jadi kesulitan bergerak dan mengangkat kepalanya
"Ciri terakhir, akan muncul bintik-bintik di tubuh unggas. Umumnya di dada dan di kaki." (Anonymous, 2010)

2.3     Cara mengenali flu burung pada manusia
Gejala flu burung pada manusia umumnya mempunyai ciri-ciri yang sama dengan penyakit flu biasa. Ada juga beberapa kasus yang mengalami variasi gejala seperti sakit tenggorokan, sakit kepala, dll. Berikut ini adalah beberapa variasi gejala penyakit flu burung pada manusia :
·         Demam tinggi di atas 39 derajat Celcius
·         Batuk yang terus menerus
·         Badan menjadi lemas
·         Sakit tenggorokan
·         Sakit kepala
·         Tidak nafsu makan (anorexia)
·         Muntah
·         Nyeri pada bagian perut
·         Nyeri sendi
·         Diare
·         Infeksi selaput mata (conjunctivitis)
·         Dalam keadaan memburuk, terjadi severe respiratory distress, yakni sesak napas hebat, kadar oksigen rendah sementara kadar karbondioksida meningkat. Ini terjadi karena infeksi flu menyebar ke paru-paru dan menimbulkan radang paru-paru (pneumonia) (Anonymous, 2011).

Data tentang variasi gejala flu burung bisa berbeda pada tiap daerah. Pada tahun 1997 saat terjadi wabah flu burung di Hongkong gejala yang tampak adalah demam, batuk pilek, sakit tenggorokan, muntah, dan keluhan pusing. Catatan tersebut berbeda dari data yang didapatkan pada kasus Vietnam 2004. Pasien tidak mengeluh sakit tenggorokan atau pilek. Juga tak ada keluhan radang selaput mata. Separuh pasien malah menderita diare dengan tinja yang cair (Kholik, 2009).
Setelah mengetahui tentang gejala yang timbul, kemudian akan diteruskan dengan mencari informasi mendalam berkaitan dengan faktor risiko yang ada : Apakah pasien bersangkutan yang terkena gejala flu burung bekerja di peternakan atau habis berkunjung ke pasar ayam dan lain-lain. Juga akan ditanya penyakit-penyakit lain yang mungkin akan memperburuk keadaan, seperti penyakit paru atau jantung, adanya riwayat alergi, dan sebagainya. Setelah itu dilakukan pemeriksaan fisik untuk melihat langsung keadaan pasien, dilanjutkan dengan pemeriksaan laboratorium dan juga rontgen dada untuk melihat ada tidaknya gambaran pneumonia (Kholik, 2009).









https://iwandahnial.files.wordpress.com/2009/04/flu1.jpg

2.4     Tindakan yang dilakukan pada manusia yang merasakan gejala flu burung
Untuk menghindari jatuhnya korban meninggal sebagai akibat terjangkit flu burung dapat dilakukan tindakan sebagai berikut; bawalah segera orang yang menderita demam tinggi ke rumah sakit terdekat, jangan mengobati sendiri, minumlah obat yang diresepkan oleh dokter, hindari kontak yang tak perlu dengan orang yang terinfeksi flu burung, jika harus terjadi kontak gunakan pakaian pelindung. Partisipasi Masyarakat Untuk Mencegah Flu Burung. Peran serta masyarakat di dalam upaya mencegah terjangkitnya flu burung sangat penting dengan cara berkomunikasi baik pada lingkungan keluarga, tetangga dan warga sekitar mengenai dampak flu burung serta cara-cara pencegahanya jika menyerang unggas dan manusia. Baik melalui pertemuan-pertemuan antar ibu-ibu rumah tangga, pertemuan kelompok, bisa juga melalui selebaran yang disiapkan oleh pemerintah. Kegiatan lainya yang bisa dilakukan diantaranya; menanamkan kepeduliuan terhadap kebersihan lingkunga, beri pengertian kepada masyarakat agar selalu melakukan vaksinasi unggas jika memungkinkan dan selalu waspada, mengamati daan melapor bila ada unggas yang mati mendadak kepada Dinas Peternakan atau ke Dinas Kesehatan. Jika terjangfkit Flu Burung. Bila sudah ada terjangkit flu burung perlu dilakukan tindakan sebagai berikut; ajari dan sediakan petunjuk pada masyarakat bagaimana cara mencegah flu burung mulai dari penyebaran hingga penularan pada manusia, ingatkan selalu masyarakat agar menjaga kebersihan dan batasi kontak dengan unggas sakit, doronglah masyarakat agar selalu mengikuti petunjuk petugas Dinas Peternakan atau Dinas Kesehatan untuk menangani unggas yang mati, ikut mendeteksi dan melaporkan wilayah terjangkit flu burung pada pihak berwenang, laporkan jika ada menderita demam tinggi setelah melakukan kontak dengan unggas sakit dan bawa segera penderita ke rumah sakit untuk mendapat perawatan, para warga lebih aktif melindungi diri mereka dan keluarganyadari serangan flu burung dengan selalu menyediakan informasi dan petunjuk kemana mereka bisa memproleh bantuan dan selalu hidup bersih dan makan yang cukup bergizi (Anonymous, 2012).

2.5     Efektivitas Penanganan dan Pencegahan Flu Burung
Penanganan flu burung dapat dilakukan dengan pengobatan atau pemberian obat flu seperti Tamiflu atau jenis lainnya, tapi harus tetap dalam pengawasan dokter atau pihak rumah sakit yang ditunjuk oleh Dinas Kesehatan RI. Jenis obat penanggulangan infeksi flu burung ada 2, pertama adalah obat seperti amantadine dan rimantadine yaitu ion channel (M2) blocker, yang menghalagi aktivitas ion channel dari virus flu jenis A dan bukan jenis B sehingga aliran ion hydrogen dapat diblok dan virus tidak dapat berkembang biak.Sayang sekali bahwa jenis obat yang pertama ini dapat memicu tingkat resistensi virus terhadap zat obat, sehingga di hari ke 5 hingga ke 7 setelah konsumsi obat, 16-35% dari virus akan resisten karena adanya mutasi pada protein M2 pada virus. Oleh karena itu, obat jenis ini tidak dijual bebas di sembarang apotik, meskipun dengan pemberian resep dokter, karena dikhawatirkan kesalahan pemberian obat dapat menimbulkan munculnya jenis virus baru yang lebih ganas dan kebal terhadap obat ini (Akbar, 2011).
Jenis obat yang kedua adalah Neurimidase (NA) inhibitor, jenis seperti Zanamivir dan Oseltamivir, dengan protein NA-nya yang berfungsi melepaskan virus yang bereplikasi di dalam sel, sehingga virus tidak dapat keluar dari dalam sel. Virus ini nantinya akan menempel di permukaan sel saja dan tidak akan pindah ke sel yang lain. Jenis obat yang kedua ini tidak menimbulkan resisten pada tubuh virus seperti jenis pada ion channel blocker.Hingga sekarang peneliti telah berusaha keras untuk menciptakan jenis vaksin yang dapat mengantisipasi pandemik virus H5N1, namun karena virus ini selalu bermutasi maka dirasa penciptaan vaksin yang efektif tidak dapat cukup kuat melawan jenis virus H5N1 yang sekarang walaupun dirasa dapat efektif untuk mengantisipasi jenis baru yang akan muncul (Akbar, 2011).
Walaupun penelitian vaksin jenis baru sedang digalakkan, WHO mengatakan bahwa percobaan klinis virus jenis pertama haruslah tetap dilakukan sebagai langkah yang esensial untuk mengatasi pandemik yang mungkin akan terjadi (Akbar, 2011).
Walaupun begitu, alangkah lebih baik jika masyarakat melakukan pencegahan dan melakukan beberapa tindakan yang benar untuk mengantisipasi serangan flu burung. Tak perlu panik dan berlebih, hanya perlu untuk memperhatikan beberapa hal berikut:
1.      Gunakan pelindung (Masker, kacamata renang, sarung tangan) setiap berhubungan dnegan bahan yang berasal dari saluran cerna unggas
2.      Setiap hal yang berasal dari saluran cerna unggas seperti sekresi harus ditanam/dibakar supaya tidak menular kepada lingkungan sekitar
3.      Cuci alat yang digunakan dalam peternakan dengan desinfektan
4.      Kandang dan Sekresi unggas tidak boleh dikeluarkan dari lokasi peternakan
5.      Memasak daging ayam dengan benar pada suhu 80 derajat dalam 1 menit dan membersihkan telur ayam serta dipanaskan pada suhu 64 derajat selama 5 menit.
6.      Menjaga kebersihan lingkungan dan diri sendiri.

Yang paling penting adalah:
1.         Menjauhkan unggas dari pemukiman manusia untuk mengurangi kontak penyebaran virus
2.         Segera memusnahkan unggas yang mati mendadak dan unggas yang jatuh sakit utnuk memutus rantai penularan flu burung, dan jangan lupa untuk mencuci tangan setelahnya.
3.         Laporkan kejadian flu burung ke Pos Komando Pengendalian Flu Burung di nomor 021-4257125 atau Dinas Peternakan-Perikanan dan Dinas Kesehatan daerah tempat tinggal anda (Anonymous, 2011).



BAB III
PENUTUP

3.1     Kesimpulan
1.    Penyakit flu burung atau flu unggas (Bird flu, Avian influenza) adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza tipe A dan ditularkan oleh unggas.
2.    Penyakit flu burung ditularkan baik ke sesama unggas ataupun spesies lainnya dan manusia melalui kotoran burung. Satu tetesan sekresi dari burung yang terinfeksi mengandung virus yang dapat membunuh 1 juta burung.

3.2     Saran
1.      Masyarakat Indonesia lebih memperhatikan kesehatan serta kebersihan di lingkungan sekitarnya.
2.      Selalu merawat binatang ternaknya dengan baik serta membersihkan tempat tinggal binatang ternaknya 2 kali sehari.



DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Muhammad. 2011.  Penanganan dan Pencegahan Flu Burung. http://muhammadakbarhabibullah.blogspot.com/2011/05/05/penanganan-dan-pencegahan-flu-burung.htm
Anonymous, 2008. Ciri-ciri Unggas Terkena Virus Flu Burung di Indonesia. www.kompas.com/kesehatan/2008/03/17/flu-burung-telah-tersebar-di-indonesia.html
Anonymous, 2010. Data WHO tentang Flu Burung. http://www.who.int/en/
Anonymous, 2012. Tindakan yang dilakukan pada manusia yang merasakan gejala flu burung. http://healthycare.com/2012/01/01/tindakan-manusia-dalam-mengatasi-gejala-flu-burung.htm
Hasmi, Yusuf. 2007. Ciri-ciri Unggas yang Terkena Flu Burung. http://yusufputrahasmi.blogspot.com/ciri-ciri-unggas-yang-terkena-flu-burung.htm
Ihwan, Dahnial. 2009. Foto Manusia Terkena Virus Flu Burung. https://iwandahnial.files.wordpress.com/2009/04/flu1.jpg
Kholik, Adam. 2009. Keluhan Para Penderita Flu Burung. http://adamkholik.blogspot.com/2009/12/22/keluhan-penderita-flu-burung.htm
Pambudi, Andika. 2008. Pengertian Penyakit Flu Burung adalah. http://kesehatan. kompasiana.com/medis/2008/01/11/pengertian-penyakit-flu-burung-426729.html


Share this

Related Posts

Previous
Next Post »